JUDUL PERCOBAAN
PERCOBAAN LARUTAN BUFFER
Disusun Oleh :
RENO
JURUSAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
POLITEKNIK KETAPANG
2014
PERCOBAAN LARUTAN BUFFER
RENO
NIM. 303 2013 262
Komponen penilaian laporan
praktikum
No
|
Uraian yang dinilai
|
Persentase (%)
|
Nilai Laporan
|
1
|
Judul dan Tujuan
|
Mak. 5
|
|
2
|
Dasar Teori
|
Mak. 15
|
|
3
|
Hasil
|
Mak. 10
|
|
4
|
Pembahasan
|
Mak. 40
|
|
5
|
Kesimpulan dan saran
|
Mak. 15
|
|
6
|
Daftar pustaka
|
Mak. 5
|
|
7
|
Lampiran (data asli dan gambar/data lainnya
hasil pengamatan)
|
Mak. 10
|
|
TOTAL NILAI
|
100
|
|
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Paraf
|
Tanggal Dikumpulkan
|
1
|
Anto Susanto, S.ST., M.P.
|
Dosen Pengampu
|
|
|
2
|
A. Yani A.MD
|
Intrukstur/Teknisi
|
|
|
Ketapang, 3
Februari 2014
Mengetahui;
Dosen Pengampu Instruktur/Teknisi
Anto Susanto, S.ST., M.P A.
Yani A.Md
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR
ISI............................................................................................................. i
BAB I PENDAULUAN........................................................................................... 1
1.1 Tujuan Percobaan....................................................................................... 1
1.2
Dasar Teori................................................................................................. 1
BAB II METODOLOGI........................................................................................... 2
2.1 Alat-alat dan Bahan.................................................................................... 2
2.2 Prosedur Kerja............................................................................................ 2
BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN................................... 4
3.1 Hasil Pengamatan....................................................................................... 4
3.2 Pembahasan................................................................................................ 4
BAB IV KESMPULAN DAN SARAN.................................................................. 8
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 8
4.2
Saran........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9
LAMPIRAN
4.3.
Laporan Sementara
4.4.
Dokumentasi Lain
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan
1)
Membuat larutan buffer (percobaab A)
2)
Mernguju pH larutan buffer encer
(percobaan B)
3)
Menguju pH larutan buffer yang ditambah
sedikit asam atau basa (percobaan C)
1.2. Dasar Teori
Larutan
buffer atau penyangga merupakan larutan yang digunakan untuk mempertahankan
nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
arutan
buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya yang dapat
mempertahankan pH di sekitar daerah kapasitas buffer. Larutan buffer dibuat
dari senyawa sitrat dan fosfat. Larutan buffer berfungsi untuk
mempertahankan pH. Maka dari itu digunakan larutan buffer pada suatu percobaan
untuk menjaga pH agar tetap konstan, namun tidak berarti pH tidak akan berubah
Perubahan dan gangguan yang besar dalam sistem dapat merubah pH meskipun telah
ditambahkan buffer ke dalamnya. Hal ini karena buffer hanya menjaga agar pH
tidak terlalu berubah signifikan dengan adanya perubahan konsentrasi ion
hidrogen dalam sistem.
BAB
II
METODOLOGI
2.1.
Alat
dan Bahan
Percobaan
|
Alat
|
Bahan
|
Percobaan A
|
Tabung reaksi
Pengaduk
Gelas ukur
Pipet tetes
|
Asam asetat (CH3COOH)
1 M
Natrium asetat
(CH3COONa) 1 M
Ammonium hidroksida (
NH4OH) 1 M
Ammonium klorida
(NH4CI) 1 M
Kertas indicator
universal
|
Percobaan B
|
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
|
Larutan buffer I
(diambil dari percobaan A)
Larutan buffer II
(diambil dari percobaan A)
Kertas indicator
universal
|
2.2.
Prosedur
Kerja
1)
Pembuatan larutan buffer (Percobaan A)
Sediakan
1 tabung reaksi beri label “buffer I”, isi dengan 5 mL asam asetat + 5 mL
natrium asetat,kocok,Ambil dengan pipet, teteska 1 tetes pada kertas
pH,keringkan,catat pH nya
|
Sediakan
1 tabung lagi beri label”buffer II”, isi dengan 5 mL ammonium hidroksida + 5
mL ammonium klorida,kocok,ambil dengan pipet,teteskan 1 tetes pada kertas
pH,keringkan,catat pH nya
|
Ambil gambarnya
|
2)
Pengenceran larutan buffer (Percobaan B)
Sedikan
1 tabung reaksi,beri label“buffer 1 encer”,isi dengan 2 mL buffer I + 2 mL
aquadest
|
Sediakan
lagi 1 tabung reaksi,beri label“buffer I encer”,Isi dengan 2 mL buffer II + 2
mL aquadest
|
Ambil
masing-masing dari tabung di atas dengan pipet tetes,uji dengan kertas
pH,catat pH nya
|
Ambil gambarnya
|
3)
Penambahan sedikit asam/basa pada larutan
buffer (Percobaan C)
Sediakan
1 tabung reaksi,beri label”1 tetes HCL+buffer I”,masukkan 2 mL buffer
I,tambah 1 tetes HCL 0,1 M,Kocok,uji pH nya dengan kertas pH
|
Sediakan 1
tabung reaksi lagi,beri label “1 tetes NaOH+buffer I”,masukkan 2 mL buffer
I,tambah 1 tetes NaOH 0,1 M,kocok,uji pH nya dengan kertas pH
|
Ulangi
percobaan di atas dengan buffer II,sediakan 1 tabung reaksi,masukkan label “1
tetes HCL+buffer II”,beri 2 mL buffer II,tambah 1 tetes HCL 0,1 M,kocok,uji
pH nya
|
Sediakan 1 tabung
reaksi lagi,beri label “1 tetes NaOH + buffer II “,masukkan 2 mL buffer
II,tambah 1 tetes NaOH 0,1 M,kocok,uji pH nya dengan kertas pH
|
Ambil gambarnya
|
BAB
III
HASIL
PENAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
1)
Percobaan A ( Pembuatan Buffer)
Larutan
|
Besar
pH
|
CH3COOH +
NaCH3COO ( buffer I)
|
4
|
NH4OH +
(NH4)2SO4 ( buffer II)
|
9
|
2)
Percobaan B (Pengenceran Buffer)
Larutan
|
Besar
pH
|
2
mL buffer + 2 mL aquadest
|
|
CH3COOH +
NaCH3COO
|
4
|
NH4OH +
(NH4)2SO4
|
9
|
3)
Percobaan C ( Penambahan sedikit asam /
basa pada Buffer)
Larutan
|
Besar
pH
|
Besar
pH
|
+
1 tetes HCL 0,1 M
|
+
1 tetes NaOH 0,1 M
|
|
CH3COOH +
NaCH3COO
|
4
|
4
|
NH4OH +
(NH4)2SO4
|
10
|
9
|
3.2.
Pembahasan
1)
Pengertian Larutan PenyanggaLarutan penyangga (buffer
solution) adalah larutan yang mempunyai pH yang sangat stabil. Jika suatu
asam atau basa ditambahkan pada larutan penyangga, maka pH tidak berubah secara
signifikan. Dengan cara lain, menambahkan air ke dalam atau menguapkan air dari
larutan pH juga tidak mengubah pH larutan buffer.
LARUTAN
BUFFER
2)
Cara Kerja Larutan Penyangga
Seperti
yang telah diketahui dalam menghitung pH larutan, penambahan sedikit asam kuat
akan mengubah pH larutan (kecuali larutan penyangga) secara drastis. Tetapi,
ada suatu kondisi dimana pH harus dijaga supaya tetap konstan ketika asam atau
basa ditambahkan ke dalam larutan. Larutan penyangga menjawab tantangan
tersebut. Para ahli kimia sering menggunakan larutan buffer untuk mengatur pH
sebuah reaksi.
Secara
singkat, cara kerja larutan penyangga adalah ketika ion hidrogen ditambahkan pada
larutan penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan
penyangga. Ion hidroksida juga akan ternetralisasi oleh asam. Reaksi
netralisasi tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang banyak terhadap pH
larutan penyangga.
Ketika
menentukan asam untuk larutan penyangga, cobalah untuk memilih asam yang
mempunyai nilai tetapan kesetimbangan asam (pKa) yang dekat
dengan pH yang diinginkan. Hal ini akan memberikan larutan penyangga yang
ekivalen terhadap asam dan basa konjugat untuk menetralisasi sebanyak mungkin H+ dan OH-.
3)
Cara Membuat Larutan Penyangga
Larutan
penyangga secara sederhana dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa
konjugatnya. Secara sama, larutan penyangga juga dapat dibuat dengan
mencampurkan basa lemah dengan asam konjugatnya. Larutan penyangga bekerja
secara bereaksi dengan asam atau basa yang ditambahkan untuk mengendalikan pH.
Sebagai contoh, bayangkanlah sebuah larutan penyanga yang terbuat dari basa
lemah amonia, NH3 dan asam konjugatnya, ion amonium (NH4+).
Ketika asam klorida (HCl) ditambahkan pada larutan tersebut, amonia akan
"merendam" proton (H+) dari asam menjadi ion NH4+.
Karena proton telah terkunci dalam ion amonium, proton tidak dapat menjalankan
aksinya untuk menurunkan pH larutan. Ketika NaOH ditambahkan pada larutan
penyangga yang sama, ion amonium akan menyumbangkan proton yang tadi terkunci
kepada basa menjadi amonia dan air. Dalam hal ini larutan penyangga menetralkan
basa.
Seperti
pada contoh di atas, larutan penyangga bekerja dengan menggantikan asam atau
basa kuat dengan yang lemah. Proton asam kuat digantikan oleh ion amonium (sebuah
asam lemah). Basa kuat OH- digantikan oleh basa lemah amonia.
Penggantian ini menyebabkan larutan penyangga mempunyai kekuatan mengendalikan
pH.
4)
Fungsi Larutan Penyangga
Larutan
penyangga mempunyai kaitan erat dengan kehidupan. Penerapan larutan penyangga
mudah sekali ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan
penyangga adalah:
a)
Pada sistem biologi
Dalam
sistem biologi, larutan penyangga ditemukan pada air liur, usus, dan darah
untuk menjaga supaya pH tetap konstan dan organ tubuh bekerja dengan
semestinya. Sebagian besar enzim juga bekerja pada nilai pH tertentu.
b)
Dalam darah
Darah
juga mengandung sistem buffer karena alasan berikut:
·
pH
darah umumnya sekitar 7,4.
·
Jika
pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau kondisi koma.
·
Karbondioksida
dihasilkan lewat pernapasan dapat meningkatkan keasaman darah dengan membentuk
ion H+.
·
Kehadiran
ion hidrogen karbonat akan menghilangkan H+ yang berlebihan.
c)
Aplikasi larutan penyangga yang lain
Beberapa
peralatan rumah tangga menggunakan cara kerja larutan penyangga. Di antaranya
adalah:
·
Pada
sampo, larutan penyangga digunakan untuk menjaga kebasaan supaya tidak
mencederai mata.
·
Pada
lotion bayi, menjaga pH supaya tetap 6 untuk mencegah perkembangbiakan
bakteri.
·
Selain
itu, sistem penyangga juga ditemukan pada tetes mata dan serbuk pencuci.
BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Dari
percobaan di atas dapat di ketahui percobaan A ( Pembuatan Buffer) jika larutan
CH3COOH + NaCH3COO (buffer I) menghasilkan besar pH 4 dan
larutan NH4OH + (NH4)2SO4 (buffer
II) menghasilkan besar pH 9.Pada Percobaan B ( penggenceran Buffer) pada
larutan CH3COOH + NaCH3COO ditambahkan 2 mL buffer + 5 mL
aquadest maka besar pH nya 4 dan larutan NH4OH + (NH4)2SO4
jika di tambahkan 2 mL buffer + 5
mL aquadest maka besar ph nya 9.Sedangkan pada percobaan C (Penambahan sedikit
asam/basa pada buffer) larutan CH3COOH + NaCH3COO jika di
tambahkan + 1 tetes HCL 0,1 M dan + 1 tetes NaOH 0,1 M maka besar pH nya 4 dan
4,sedangkan pada larutan NH4OH + (NH4)2SO4
di tambahkan + tetes HCL 0,1 M dan + 1 tetes NaOH 0,1 M maka besar pH nya 10 dan 9.
4.2.
Saran
Sebaiknya
praktikan menggunakan alat-alat praktikum yang steril dan juga bekerja aseptik
dalam pembuatan media sehingga mendapatkan media yang baik untuk digunakan pada
percobaan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,
D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo,
R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology,
2nd Edition. McGrow-hill book, New york.
Schegel, G.H.
1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press,
USA.
Suriawiria,
U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Volk , W. A
& Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Erlangga,
http://anestasyaalmuchdar.blog.com/laporan-praktikum-mikrobiologi-pengolahan-%E2%80%9Clarutan-buffer-dan-media-pda%E2%80%9D/
LAMPIRAN
Dokumentasi Percobaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar